Powered By Blogger

Rabu, 04 Januari 2012

Mimpi Para Siswa Perakit Mobil Jokowi Tercipta

foto


Mimpi Para Siswa Perakit Mobil Jokowi Tercipta

Surakarta - Rimbawan Setiadi, 17 tahun, punya mimpi besar: melihat mobil buatan siswa sekolah menengah kejuruan atau mobil Esemka melaju di jalan-jalan di Solo.

"Saya ingin punya satu untuk saya naiki sendiri," kata Wali kota Solo. Rimbawan adalah salah satu siswa SMK Warga yang ikut merakit mobil Esemka.
Saat ini, mobil tersebut sudah dipakai Wakil Wali Kota Surakarta Hadi Rudyatmo sebagai mobil dinasnya. Sementara mobil yang dirakit siswa SMK 2 digunakan Wali Kota Surakarta Joko Widodo.

Di SMK Warga, ada lima anak yang ikut terlibat dalam perakitan sejak September 2011. Mereka saat ini duduk di kelas III Otomotif F. Mereka merakit mulai dari nol hingga jadi kendaraan Esemka.

Siswa perakit lainnya, Yanuar Oki, 17 tahun, mengatakan mobil Esemka nyaman dikendarai dan irit bahan bakar. "Kapasitas mesinnya 1.500 cc dan sudah pakai teknologi EFI," ujarnya yang mendapat bagian merakit mesin.

Muhammad Mukhorrobin, 18 tahun, mengaku bangga menjadi bagian dari perakit mobil Esemka. "Luar biasa bangga," katanya.

Karena itu, dia bertekad untuk meningkatkan kemampuan dengan kuliah di jurusan otomotif. "Sebenarnya sudah dapat tawaran bekerja di perusahaan tambang, tapi saya pilih kuliah," ucapnya.

Mobil yang dirakit para pelajar SMK dan Kiat Motor tersebut menggunakan komponen 80 persen buatan lokal dan 20 persen impor. Mobil tersebut dibiayai Menteri Pendidkan dan Kebudayaan M. Nuh.
foto

Gubernur Bibit Komentar Tentang Jokowi Soal Mobil Esemka  Belum di Uji

Wonogiri - Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengaku bangga terhadap siswa sekolah menengah kejuruan di Surakarta yang mampu membuat mobil Esemka. Namun, dia masih enggan menggunakannya. Dia bahkan mengkritik Wali Kota Joko Widodo yang memutuskan menggunakan mobil tersebut untuk kendaraan dinas.

"Kami sangat bangga anak-anak sudah bisa bikin mobil," kata Bibit saat ditemui di Wonogiri, Selasa, 3 Januari 2012. Namun, kata Bibit, langkah untuk memproduksi massal mobil tersebut masih cukup panjang. Sebab, kendaraan dengan mesin berkapasitas 1.500 cc itu belum menjalani uji kelayakan dan uji keselamatan.

Bibit juga menyatakan belum akan menggunakan mobil Esemka untuk kendaraan dinas. Alasannya, kendaraan yang belum lulus uji kelayakan dan keselamatan tidak boleh digunakan di jalan raya. Rasa bangga, kata dia, tidak harus ditunjukkan dengan menggunakan mobil itu di jalan raya. "Rasa bangga itu harus terukur," kata Bibit.

Dia mengaku heran dengan keputusan Wali Kota Surakarta Joko Widodo yang berniat menggunakan mobil itu sebagai kendaraan dinas. "Kok, sudah dipasangi pelat nomor. Itu kan sembrono," kata Bibit. Apalagi kendaraan dinas memiliki jam terbang tinggi sehingga harus dipastikan keamanannya.

Hal senada dikatakan oleh Ketua Masyarakat Otomotif Surakarta Ibnu Sahoer. Dia juga menyambut baik kehadiran mobil tersebut, tapi dia mempertanyakan aspek kelayakannya. "Ada banyak faktor yang menentukan kelayakan sebuah kendaraan agar bisa diproduksi massal," kata Ibnu.

Dia mengapresiasi tinggi kemampuan siswa SMK yang mampu merakit mobil Esemka. Jika memang nanti lolos seluruh uji kelayakan, mobil ini akan menjadi lompatan besar. "Pemerintah saja sampai sekarang belum bisa membuat mobil nasional," ujar Ibnu.

Wali Kota Surakarta Joko Widodo tidak ambil pusing dengan kritikan itu. Dia tahu pada akhirnya akan ada pihak yang mempertanyakan kelayakan mobil tersebut. "Tapi lihat sendiri, kan, kalau mobil itu bagus. Soal kelayakan, saat ini sedang diurus Kementerian Perhubungan," ujarnya.

Dia memperkirakan, dalam waktu dekat ini pasti ada pihak yang mendekatinya untuk mengajak bekerja sama. "Mungkin produsen mobil dari pabrikan besar. Tapi saya tidak akan menanggapinya," tegasnya.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "